Senin, 19 November 2012

Cerpen


“LOVELY CAKE”
Ya ampun..!! Meisya bangun kesiangan! Padahal ini hari pertamanya masuk kerja. Meisya tergesa-gesa berangkat ke tempat kerjanya. Ia sudah terlambat hampir satu jam. Dengan penampilan kurang rapi, Meisya berlari memasuki sebuah toko kue. Di atas pintu toko kue itu terpasang papan bertuliskan “LOVELY CAKE”.
Meisya sangat  memimpikan bekerja di toko kue ini. Namun setelah ia berhasil lulus tes, ia justru datang terlambat di hari pertamanya bekerja. Dengan kepanikan luar biasa, Meisya memasuki “LOVELY CAKE”.  Baru sampai di depan pintu, seseorang berbadan tegap berdiri menghadangnya dengan tangan terlipat di dada.
“Kamu pegawai yang baru diterima kemarin?” tanya pria muda itu kepada Meisya.
“I-iya….,” Meisya terkejut setengah mati. Ia mengamati wajah orang di depannya yang sangat tidak ramah. Jangan-jangan dia……..
“Kemarin saya ke luar kota beberapa hari, jadi saya belum tau tentang kamu. Meskipun kemarin asisten saya, Chef Vina udah nerima kamu, tapi belum tentu saya nerima kamu juga!” pria itu bicara lagi dengan nada tegas dan wajah serius. Meisya hanya melongo seperti melihat makluk asing di depannya. Wajah pria itu tetap tampan walau memasang ekspresi sok judes.
“Bengong lagi! Kamu tau nggak siapa saya?”
Meisya hanya menggeleng.
“Saya Enrico, owner LOVELY CAKE. Panggil aja Chef Rico! Chef Vina udah cerita tentang kamu. Ehm… Namamu siapa? Saya lupa…”
“Ooo… M-Meisya. Nama saya Meisya, Chef,” Meisya terkejut sekaligus senang. Ia baru tahu Chef Rico, bosnya sekeren ini. Ia mengulurkan tangannya untuk bersalaman, tapi Chef Rico memasukkan tangannya ke saku celana. Meisya semakin kikuk.
“Meisya, kamu tau sekarang jam berapa?”
“Jam 8, Chef..”
“Kamu udah dikasih tau kan, jam kerjamu mulai jam berapa?”
“Iya… Jam 7, Chef…”
“Kenapa sekarang baru datang? Terlambat satu jam!”
“Maaf, Chef…. Saya….”
“Udah, cepat masuk dapur!  Bantu Chef Vina dan Chef Adit. Saya males dengerin alasan kamu! Daripada buang-buang waktu lagi, mending kamu langsung ke dapur. Tapi inget, saya belum nerima kamu sepenuhnya di sini!” setelah “menyambut” Meisya, Chef Rico segera pergi menuju ruangannya.
Glek…. Meisya menelan ludah. Jantungnya masih berdegup tak karuan. Hari pertama bekerja yang sangat sial. Belum apa-apa, sudah dimarahi big boss. Tapi ada yang aneh dengan perasaan Meisya. Meskipun kesal karena dimarahi, tapi ia sungguh kagum pada ketegasan Chef Rico.
Setelah Chef Rico pergi, datanglah Chef Vina dan Chef Adit menghampiri Meisya. Chef Vina menghibur Meisya,”Udah, gak usah dipikirin. Emang gitu Chef Rico sok galak. Tapi sebenarnya dia baik kok! Kamu harus bisa ambil hatinya”.
Chef Adit yang gendut dan ramah juga nyeletuk,”Kayaknya, ada yang terpesona dengan aura Chef Rico nih! Ciee… Cieee…. Hehehe…”
“Hhmm, gawat! Aku hampir jantungan dapat sambutan shock terapy dari big boss. Duh, gimana nih? Chef Rico marah ma aku…,” Meisya panik.
“Udahlah, kita lihat nanti reaksi Chef Rico selanjutnya. Sekarang kamu bantuin kita yuk di dapur,” Chef Vina mengajak Adit dan Meisya untuk mulai  bekerja.
***
Beberapa hari bekerja di “LOVELY CAKE”, ada saja kesalahan yang diperbuat Meisya. Selain karena ceroboh, konsentrasi Meisya terpecah akibat perasaannya pada Chef Rico. Setiap kali bosnya itu lewat di dapur, jantung Meisya jadi berdetak kencang dan rasa gugupnya semakin menjadi-jadi. Dari sekian banyak kesalahan Meisya, akhirnya ada satu kesalahan yang mengusik ketenangan Chef Rico. Big boss itu menemui Meisya di dapur.
Klontang…!!!! Meisya menjatuhkan sebuah loyang kosong. Ia mengambil loyang itu di bawah meja dapur. Saat berdiri, ia melihat Chef Rico sudah di hadapannya. Meisya mulai jantungan.
“Eh, Chef Rico! Ada apa, Chef?” tanya Meisya berusaha setenang mungkin.
“Kemarin ada pelanggan yang komplain. Namanya Ibu Imelda. Dia pesan strawberry cake, ternyata sampai rumah dapatnya cheese cake. Dari yang saya dengar, kamu yang membungkus cake itu??” tanya Chef Rico penuh selidik.
“I-iya, Chef…. Maaf kemarin saya salah membungkus cake…,” Meisya gemetaran.
“Bukan cuma itu! Berapa kali kamu melakukan kesalahan-kesalahan yang lain? Bisa kerja nggak???” bentak Chef Rico.
“Maaf, Chef… Tolong maafin saya. Saya janji kerja dengan baik. Saya ingin kerja di sini, Chef,” Meisya memohon.
“Ikut ke ruangan saya!” perintah Chef Rico. Meisya mengikuti bosnya dengan jantung berdebar-debar.
Di ruangan Chef Rico……..
“Kamu tau kenapa saya selalu marah-marah sama kamu?” Chef Rico mencoba sabar,”Saya nggak mau punya pegawai seceroboh kamu!”
“Tapi, Chef….. Tolong berikan saya kesempatan lagi. Saya janji gak akan ceroboh lagi,” Meisya hampir menangis. Impiannya adalah menjadi pembuat kue yang handal. Apalagi setelah diterima bekerja di sini, Meisya merasa kagum pada Chef Rico. Walaupun perasaan ini membuatnya semakin gugup, salah tingkah, hingga berbuat banyak kesalahan. Tapi setiap hari bertemu Chef Rico membuatnya bersemangat.
“Saya beri satu tes lagi. Kalau dalam tes ini kamu gagal, kamu harus berhenti kerja di sini!” Chef Rico menjelaskan,”Kamu harus membuat satu cake kesukaan saya!”
Meisya menjawab dengan antusias,”Baik, Chef! Saya akan buat cake itu! Rasa apa kesukaan Chef Rico?”
“Itulah…… Kamu harus cari tau sendiri, cake rasa apa kesukaan saya!” Chef Rico memasang wajah misterius,”Saya beri waktu 3 hari. Kamu harus berikan cake itu pada saya!”
***
Meisya pusing tujuh keliling. Darimana bisa tahu cake kesukaan Chef Rico? Ia sudah bertanya pada Chef  Vina dan Chef Adit, tapi mereka dilarang menjawab oleh Chef Rico. Harus tanya ke siapa lagi?? Meisya memutar otak. Oh iya, ada satu pelayan lagi di toko kue “LOVELY CAKE”. Namanya Lola. Saat Meisya bertanya, Lola pun menjawab tidak tahu. Meisya hampir putus asa.
Keesokan harinya…….
Hari ini tidak seperti biasanya, Mesya datang pagi-pagi sekali ke “LOVELY CAKE”. Siapa tahu ada petunjuk? Meisya masuk ke dapur. Ia melihat Lola baru selesai bersih-bersih.
“Hai, Mei…. Tumben pagi-pagi udah datang? Pasti lagi menyelidiki. Hahaha…..,” sapa Lola sekaligus meledek.
Senyum Meisya terlihat dipaksakan. Ia hanya terdiam mengamati Lola yang sedang membuat minuman dalam cangkir. Ia menghampiri cangkir itu dan mencicipi sedikit minuman di dalamnya.
“Eh, ehhh…!! Itu minuman buat Chef Rico..!!! Kok malah diminum sih??!! Aduh..!!!” Lola memarahi Meisya.
“Oh, buat si boss?? Sorry, aku nggak tau. Emangnya tiap hari bos minum ini?”
“Iya! Udah sana, jangan ganggu kerjaanku!” Lola mengusir Meisya. Tapi Meisya sudah menemukan satu hal. Chef Rico suka meminum ini setiap hari. Capuccino!
***
Akhirnya….. Selesai juga satu cake rasa cappuccino berbentuk hati. Kue yang sangat indah! Meisya puas dengan hasil kerjanya. Ia yakin rasa favorit Chef Rico adalah cappuccino. Tapi Meisya masih ragu. Hhmm, sudahlah! Lihat saja nanti. Meisya membawa kuenya menuju ruangan Chef Rico. Tok… tok… tok…. Meisya mengetuk pintu. Beberapa saat kemudian, Sang bos membukakan pintu.
“Meisya…. Silakan masuk.”
“Ini Chef kuenya…,” Meisya sedikit gugup berhadapan dengan bosnya. Tapi ia pasrah apa pun yang akan terjadi. Ia meletakkan kuenya di meja. Chef Rico memandangi kue itu dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak.
“Jadi menurut kamu, cake rasa apa kesukaan saya?”
“Chef coba langsung aja…”
“Oo… Ganti kamu yang bikin saya penasaran,” dengan pisau dan garpu, Chef Rico mengambil sepotong kue Meisya. Ia mencicipi kue itu. Mengunyah beberapa detik. Lalu ia pun tersenyum.
“”Capuccino cake…. Darimana kamu tau?” Chef Rico bicara dengan ekspresi puas. Senyum yang hampir tak pernah dilihat Meisya itu pun akhirnya tampak.
“Benar Chef suka cappuccino??? Untung saya datang pagi-pagi Chef. Saya jadi tahu, kebiasaan Chef Rico minum cappuccino tiap pagi,” Meisya menjelaskan. Ia tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
“Itulah yang harus kamu lakukan! Datang pagi-pagi, kerja yang bener dan rajin! Hasilnya bagus kan? Saya tau kamu berbakat, tapi hilangkan kebiasaan burukmu. Baru kamu bisa berhasil!” Chef Rico menasihati dengan bersemangat.
“Saya sangat mengagumi Chef Rico. Impian saya menjadi chef hebat seperti Chef Rico. Saya ingin belajar di sini. Izinkan saya bekerja di LOVELY CAKE,” Meisya bicara dengan menahan haru. Perasaannya lega.
“Aku pasti bantu kamu mewujudkan mimpimu. Kamu kerjalah sumgguh-sungguh di sini,” Chef Rico tersenyum. Ini pemandangan terindah di LOVELY CAKE bagi Meisya.
“Silakan dinikmati cake-nya Chef,” Meisya sumringah. Ia telah membuat cake ini dengan sepenuh hati. Spesial untuk Chef Rico.
“Rasanya aku seperti dapat cake dari pacar,” goda Chef Rico pada Meisya,”tapi ingat, aku masih bos kamu ya…”
“Iya, iya Chef…. Thank you Chef Rico..” Meisya bahagia melihat Chef Rico menikmati capuccino cake buatannya dengan lahap. Meisya yakin bisa mengambil hati Chef Rico. I love you Chef…