Minggu, 26 Januari 2014

Welcome 2014

Rasanya Baru Kemarin

 (1 Januari 2014)

Gadis kecilku..
Rasanya baru kemarin
aku mengandungmu
lalu melahirkanmu, menggendongmu
redakan tangismu
menidurkanmu di pangkuanku

Rasanya baru kemarin
aku melatihmu
berjalan, bicara
pertama kalinya ku dengar kata
dari bibir mungilmu
kau memanggilku "Ibu"

Rasanya baru kemarin
pertama kali aku mengantarmu ke sekolah
membantumu mengerjakan pekerjaan rumah
mengajarimu pelajaran yang kau bilang susah

Rasanya baru kemarin
kau dirias untuk acara Hari Kartini TK-mu
hingga acara wisuda sarjanamu
sampai dirias di acara pernikahanmu
kau pengantin jelita, putriku

Gadis kecilku, oh kau sudah dewasa..
Dengan kariermu, hidup barumu
rasanya baru kemarin
kau kenalkan pemuda itu
bahagia namun berat hati
ku berikan restu padanya tuk mengambilmu

Suamimu membawamu ke rumah baru
aku bangga tapi kau jauh dariku
kau pun telah dipanggil "Ibu"
oleh anakmu, yang juga cucuku

Ibu merindukanmu..
Yang Ibu ingat,
waktu cepat berganti
rasanya baru kemarin
kita lalui ini,
anakku...

Karena Aku Manusia

(31 Desember 2013)

Kepada Tuhanku Yang Maha Segala..

Allah, dengan kedangkalan pikirku aku hendak memberi tahu walau Kau Maha Mengetahui. Betapa sering ku lupa mensyukuri yang telah aku punya.

Allah, dengan keterbatasan waktu aku mencoba menghitung nikmat-Mu. Namun tak pernah cukup untuk menyadari bahwa Kau Maha Memberi. Bahkan lebih sering aku memprotes, mencela, menggerutu, mengeluh, dan meratapi apa yang tidak aku miliki.

Allah, dengan keruhnya nurani aku ingin sucikan diri. Berusaha merasakan sepenuh hati bahwa Kau Maha Penyayang, meski aku sering terluka, kecewa, sedih, menangis, berduka, itu agar aku lebih dekat pada-Mu.

Allah, betapa durhaka jika aku berbuat maksiat dengan menggunakan badan, pikiran, dan nyawa pinjaman dari-Mu, sedang Kau berhak mengambilnya lagi sewaktu-waktu, kapanpun Kau mau. Memang tak mudah selalu berada di jalan-Mu. Aku harap Kau bersedia menuntun dan memberi petunjuk bila aku salah arah atau lupa, karena aku manusia.

Dari hamba yang merindukan-Mu..

:: Kesederhanaan Hujan ::

Terkadang sang surya harus berhenti sombongkan kilaunya.
Sembunyi di balik gumpalan mendung menggelayut manja di pundak angkasa.
Dari sana tertulis syair-syair nir-aksara.
Turun perlahan dalam bulir-bulir tirta.

Hujan, manusia memanggilnya.
Jatuh basahi sukma gersang, layu, nan membara.
Sebagian kalang kabut menghindarinya, mencari tempat berteduh, mengutuknya.
Sebagian lain berdiri di bawahnya, menikmati, segar mengguyurnya.

Hujan tak bermaksud melawan.
Hujan tak untuk dihindari.
Biarkan ia menari pada belaian di tubuh dan jiwa ini.
Agar bumi mengerti betapa sederhana hujan.
Ia setia sampaikan pesan atas anugerah Tuhan.

Mojokerto, musim hujan akhir tahun 2013.

"Ketika Mata Berbicara"

Mata berkata:
Ingin terpejam memendam warna
hindari ribuan pasang mata
melirik, menelisik, sungguh mengusik.

Satu sudut mata ke mata lainnya
hanya bermain-main jua
tanpa makna, tanpa cerita
seperti mimpi raib tertelan nyata.

Terus dan terus mencari
seberkas sinar dari jendela hati
tiada menipu, memperdaya diri
bagai fatamorgana ilusi.

Ampunilah, Ya Tuhan..
Tanpa guna penglihatan
bila dosa yang ditimbulkan.
Dalam lelah, tutuplah, jagalah pandangan
hingga secuil ketulusan kutemukan.

Terima kasih, nikmat-Mu masih boleh kupinjam,
Tuhan..


~Mjk.25.12.13~

Dari: Senja, Kepada: Fajar

Ketika senja tiba
Gelap temukan cahaya
Kelam temukan lentera
Malam temukan kejora

Mestinya..
Jiwa temukan pasangannya
sebelum tertutup mata
Selamanya..

Tanpa perlu bertanya
Harta yang dibawa
atau keelokan rupa

Harusnya..
Seperti fajar temukan pagi
Hati jadi mentari..

(14~12~13)

Jika Aku Memilih

Aku memilih sendiri
Bukan berarti sepi
Tanpamu atau dia
Hanya karena aku tak pahami
Harus kemana langkahkan kaki

Aku memilih diam
Bukan berarti bungkam
Hanya karena tak sanggup berucap
mengungkap padamu atau dia
atas segenggam rasa

Aku memilih bertahan
meski kepedihan hampiriku
Hanya karena aku bertekad
terlihat kuat
di depanmu atau dia
seakan hidup bahagia

Aku memilih menerima
Entah senyum atau air mata
Entah wajahmu atau dia
Jika aku memilih
yang lainnya
Aku pun bertanya
mampukah aku menerima?

(Mjk, 22.12.13)


*Sekilas Keajaiban*

(21 Desember 2013)

Keajaiban membawaku
melaju ke alam terindahku
Melewati lorong sang waktu
lenyapkan lara ragaku
Kisah tercipta siluet kenanganku

Keajaiban menjemputku
Menembus sejuk aroma embun
Cahaya kuning keemasan
berpendar menyapaku
Kilau hijau dedaunan
menyambutku di kiri-kanan
Diiringi nada mengalun merdu membelaiku

Nyaman pada pangkuan keajaiban
Memikat teramat singkat
sekilas tanpa bekas
tinggalkan pedih rindu membelenggu
di alam hampaku kelabu
Jejak keajaiban musnah berlalu
Kapankah kembali ke hadapanku?

~Saksi Bisu~

(9 Desember 2013)

Membangun cita
di balik dinding megah
Menyulam asa
langkah penuh keyakinan
Melalui gerbang kebanggaan
Belajar makna masa depan

Masih terukir indah
segala tangis dan tawa
Walau berpuluh tahun berlalu
tak habis dimakan zaman
Meski terlindas roda kehidupan

Sekarang perjalanan
telah memetik hasilnya
Tak mungkin kembali
ke belakang lagi
Kini tersisa gambar dan abjad
tercetak, terangkai
pada kertas-kertas berharga

Begitulah saksi bisu
bercerita padaku
Aku pun berkata,
"Terima kasih
telah warnai memoriku"

PUISIKU

Perjalanan Malam

Malam merangkak ke puncaknya
Jalanan hening tanpa penghuni
Kelam
Sunyi
Belum berhenti

Cahaya samar kutangkap
Suara sayup membelai
dan harum memeluk jiwa
Menggenggam mimpi
Menipu seakan nyata

Terlanjur serahkan hati
Saat tiba masa 'tuk pergi
Terbangunkan sirna
Pahit
Nyata yang tiada