Hanya
Jiwa
Jika jiwa hanya cukup jiwa
tanpa perlu terlihat tubuhmu
yang harus ku menilaimu
kurang ini, kurang itu
betapa dangkal wujud nyata
Jika jiwa hanya cukup jiwa
tanpa embel-embel menyertaimu
nama, gelar, status, jabatan, hartamu
atau apapun kau bawa padaku
tak pernah cukup tunjukkan dirimu
Jika jiwa hanya cukup jiwa
bahkan bayangmu tiada
maka tiada sisi gelapmu
suara pun tiada berkata
maka kita berjumpa dalam diam
Jika jiwa hanya cukup jiwa
ku temui kau
tanpa seorang pun tahu
jiwa kita berdua menyatu
semudah itu
Jika jiwa hanya
menghampiri jiwa
Dalam jiwa, 27 Januari 2014
Meski
Bukan Aku
Jangan sebut namaku
penuh harapan menggebu
nama kita tak terdengar merdu
sayup-sayup lenyap dalam keriuhan
Jangan lukis wajahku
bila menambah kepedihan
biarlah kosong kanvasmu
tanpa terkotori keinginan
Jangan tulis namaku
jika kau tak sanggup menghapusnya
rangkaian kata sia-sia
bahkan tuk mulai mengakhirinya
tak akan ada kisah kita
Jangan salahkan takdir kita
karena kau tak bisa
ciptakan takdirmu sendiri
jika kita tak bersatu
hentikan derai air matamu
Tak perlu kau risau
takdir bersabda,
akan ada tercantik dampingimu
akan ada terbaik untukmu
meski bukan aku...
Pada takdir, 28 Januari 2014
Jejak
Kenangan
Izinkan terakhir kali
ku telusuri jejakmu lagi
masih sama
di jalan berliku seperti kalbu
tak segera tertambatkan
tahukah kau ku cari?
Hawa pun berganti
panas, dingin
cerah, mendung
hujan, kering
masa-masa bertebaran
bagai rumput tercerabut tak beraturan
yang telah silam
yang sedang terjadi
yang akan datang
berhamburan tutupi jalan
Terus ku lewati setapak sepi
jejak kenangan makin menyesatkan
kau tak kunjung ku temukan
ikuti angan tak berkesudahan
lalu kapan ku sampai padamu?
Jika tak ku yakini langkahku sendiri...
Di perjalanan, 1 Februari 2014
Tanya?
mengapa tiada terbaca?
telah terpejam semua mata
tiada nyawa tersisa
tuk nikmati goresan pena
telah lelah menyerah
harus berapa tulisan beterbangan...
Tangisan angkasa mengaliri
membasahi setiap sudut bumi
mengapa tiada yang peduli?
hingga tenggelam sendiri...
Jeritan nurani memekik pedih
diiringi lagu sedih
tapi telah tertutup semua telinga
mengapa tiada bersedia dengarkan?
harus berapa kuat teriakan...
Kalau begitu biarlah!!
Tak akan bertanya pada siapapun
padamu, dia, atau mereka
hanya terjawabkan caci maki!!
Tak akan berharap pada siapapun
padamu, dia, atau mereka
kecuali Yang Maha Mengerti!!
Duniaku, 08.02.14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar