Jumat, 14 Februari 2014

Coretanku


Hanya Jiwa

Jika jiwa hanya cukup jiwa
tanpa perlu terlihat tubuhmu

yang harus ku menilaimu
kurang ini, kurang itu
betapa dangkal wujud nyata

Jika jiwa hanya cukup jiwa
tanpa embel-embel menyertaimu
nama, gelar, status, jabatan, hartamu
atau apapun kau bawa padaku
tak pernah cukup tunjukkan dirimu

Jika jiwa hanya cukup jiwa
bahkan bayangmu tiada
maka tiada sisi gelapmu
suara pun tiada berkata
maka kita berjumpa dalam diam

Jika jiwa hanya cukup jiwa
ku temui kau
tanpa seorang pun tahu
jiwa kita berdua menyatu
semudah itu

Jika jiwa hanya
menghampiri jiwa

Dalam jiwa, 27 Januari 2014
  

Meski Bukan Aku

Jangan sebut namaku
penuh harapan menggebu
nama kita tak terdengar merdu
sayup-sayup lenyap dalam keriuhan

Jangan lukis wajahku
dengan warna-warni keindahan
bila menambah kepedihan
biarlah kosong kanvasmu
tanpa terkotori keinginan

Jangan tulis namaku
jika kau tak sanggup menghapusnya
rangkaian kata sia-sia
bahkan tuk mulai mengakhirinya
tak akan ada kisah kita

Jangan salahkan takdir kita
karena kau tak bisa
ciptakan takdirmu sendiri
jika kita tak bersatu
hentikan derai air matamu

Tak perlu kau risau
takdir bersabda,
akan ada tercantik dampingimu
akan ada terbaik untukmu
meski bukan aku...

Pada takdir, 28 Januari 2014



Jejak Kenangan

Izinkan terakhir kali
ku telusuri jejakmu lagi
masih sama
namun berbeda
di jalan berliku seperti kalbu
tak segera tertambatkan
tahukah kau ku cari?

Hawa pun berganti
panas, dingin
cerah, mendung
hujan, kering
masa-masa bertebaran
bagai rumput tercerabut tak beraturan
yang telah silam
yang sedang terjadi
yang akan datang
berhamburan tutupi jalan

Terus ku lewati setapak sepi
jejak kenangan makin menyesatkan
kau tak kunjung ku temukan
ikuti angan tak berkesudahan
lalu kapan ku sampai padamu?
Jika tak ku yakini langkahku sendiri...

Di perjalanan, 1 Februari 2014



Tanya?

Berjajar ribuan aksara
mengapa tiada terbaca?
telah terpejam semua mata
tiada nyawa tersisa
tuk nikmati goresan pena
telah lelah menyerah
harus berapa tulisan beterbangan...

Tangisan angkasa mengaliri
membasahi setiap sudut bumi
mengapa tiada yang peduli?
hingga tenggelam sendiri...

Jeritan nurani memekik pedih
diiringi lagu sedih
tapi telah tertutup semua telinga
mengapa tiada bersedia dengarkan?
harus berapa kuat teriakan...

Kalau begitu biarlah!!

Tak akan bertanya pada siapapun
padamu, dia, atau mereka
hanya terjawabkan caci maki!!

Tak akan berharap pada siapapun
padamu, dia, atau mereka
kecuali Yang Maha Mengerti!!

Duniaku, 08.02.14




Tidak ada komentar:

Posting Komentar